Mengenal Biografi Raden Fatah Bintoro Demak
Nama Raden Fatah memiliki banyak nama, diantaranya Praba atau Raden Bagus Kasan (Hasan), yang memiliki nama Tionghoa Jin Bun (Hanzi: 靳文, Pinyin: Jìn Wén) sehingga disebut juga Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun, bergelar Sultan Shah Alam Akbar al-Fatah (1455–1518).
Pada tahun 1484 M Raden Patah memberinya gelar Sunan Mayang Madu sekaligus memberi tanah perdikan. Beliau mempelopori orang orang kaya dan para bangsawan untuk mengeluarkan infak, shodaqoh, dan zakat sesuai ajaran agama Islam. [ sumber ].
Dalam situs Kompas.com juga di sebutkan Asal usul Raden Patah Berdasarkan buku The History of Javanese Kings - Sejarah Raja-Raja Jawa (2010) oleh Purwadi, Raden Patah merupakan penguasa kerajaan Islam yang memiliki garis keturunan Tionghoa. Ibu Raden Patah merupakan orang Tionghoa, seorang putri dari Dinasti Ming bernama Siu Ban Ci. Raden Patah lahir di Palembang tahun 1455. Raden Patah merupakan putera Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Pada awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu dari dinasti Ming mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Putri tersebut cantik dan pintar sehingga mendapat perhatian khusus di hati Raja Brawijaya V. Namun, kehadiran putri tersebut mengganggu Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa. Kecemburuan ini membuat Brawijaya V terpaksa menyingkirkan putri tersbut dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dikirim kepada adipati Palembang, Arya Damar.
Setelah Raden Pat lahir, Siu Bun Ci kemudian menikah dengan Arya Damar dan memiliki seorang putra bernama Raden Kusen. Secara tidak langsung, Raden menjadi adik Patah. Raden Patahi dijuluki Pangeran Jimbun. Di masa mudanya, Raden Patah dibesarkan dari latar belakang bangsawan dan politik. Setelah tinggal di Istana Adipati Palembang selama 20 tahun, Raden Patah memutuskan untuk kembali ke Majapahit bersama adiknya Raden Kusen. Setelah sampai di Tuban, Raden Patah tinggal dan belajar dengan para pedagang muslim di Ampel Denta. Di sana ia juga mendapat dukungan dari duta besar kaisar Tiongkok, Laksamana Cheng Ho. Selain itu, Raden Patah belajar agama Islam bersama Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Raden Patah dianggap telah meninggal, dia ditugaskan menjadi pendeta dan menemukan koloni di sub-unit.
0 Response to "Mengenal Biografi Raden Fatah Bintoro Demak"
Post a Comment